Tuesday, December 24, 2013

PERKEMBANGAN PENGGUNA INTERNET DIINDONESIA

PERKEMBANGAN PENGGUNA INTERNET DIINDONESIA
Merujuk pada perkembangan saat ini, dimana hampir semua orang menggunakan smartphones sebagai alat komunikasi, khususnya menggunakan Internet, untuk Indonesia sendiri hal ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berikut table hasil survey penggunaan Internet diIndonesia sejak 1998 s/d 2012 menurut  APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia).

Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Tahun depan, angka itu diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015.

"Perbandingan pertumbuhan internet Indonesia ini masih sejalan dengan pertumbuhan internet dunia," ujar  Ketua Umum APJII Sammy Pangerapan dalam acara Internet Outlook 2013 di Jakarta, Rabu (12/12/2012), seraya menambahkan bahwa dalam hal jumlah pengguna internet, Indonesia menempati urutan kedelapan di seluruh dunia.

Pengguna internet global sendiri, menurut International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya.
Dari hasil survey tersebut  kita dapat melihat bahwa mulai dari tahun 2007 perkembangan pengguna Internet diIndonesia mengalami kenaikan yang signifikan, persentase sebanyak 93% disinyalir menggunakan Internet untuk mengakses jejaring social seperti Facebook dan Twitter. Penetrasi Internet diIndonesia sendiri masih dalam angka wajar, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia angkanya sendiri hanya 23,5%. Hanya sebanyak 40% di antaranya mengakses internet lebih dari 3 jam sehari. Adapun jumlah pengguna internet yang menggunakan perangkat mobile seperti ponsel dan tablet mencapai 58 juta jiwa.
Untuk penggunaan Facebook Indonesia menempati peringkat 4 diDunia setelah USA, Bazil,India. Sedangkan untuk penggunaan Twitter peringkat Indonesia ada dinomor ke-5 dibawah USA, Brazil, Jepang dan Inggris.
Menurut data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya.
Pengguna Twitter, berdasarkan data PT Bakrie Telecom, memiliki 19,5 juta pengguna di Indonesia dari total 500 juta pengguna global. Twitter menjadi salah satu jejaring sosial paling besar di dunia sehingga mampu meraup keuntungan mencapai USD 145 juta.
Produsen di jejaring sosial adalah orang-orang yang telah memproduksi sesuatu, baik tulisan di Blog, foto di Instagram, maupun mengupload video di Youtube.
Kebanyakan pengguna Twitter di Indonesia adalah konsumen, yaitu yang tidak memiliki Blog atau tidak pernah mengupload video di Youtube namun sering update status di Twitter dan Facebook.
Selain Twitter,  jejaring sosial lain yang dikenal di Indonesia adalah  Path dengan jumlah pengguna 700.000 di Indonesia. Line sebesar 10 juta pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedlin 1 juta pengguna.
            Pasar yang sangat potensial tersebut sayangnya tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai, dalam hal ini kecepatan akses Internet yang masih dibawah Negara-negara tetangga dan harus diakui memang “tidak” ngebut. Memang ada menunjukkan sedikit peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut riset State of Internet dari Akamai, kecepatan koneksi rata-rata internet di Indonesia di kuartal 1 2013 adalah 1,53 Mbps.

Tingkat kecepatan internet tersebut lebih baik dari beberapa negara tetangga. Misalnya Filipina yang hanya 1,42 Mbps ataupun Vietnam dengan 1,43Mbps.Hal ini tentu tidak dapat dibanggakan jika melihat sumberdaya Negara kita, namun itu semua biasa memang terkendala pada pemerintah. Mulai dari birokrasi yang rumit dan segala macam penerapan teknologi baru yang sulit diterapkan jika melalui swasta dan tidak melalui BUMN terlebih dahulu. Sedangkan “kebijakan” itu tidak didukung oleh komitmen dan kesungguhan dari pemerintah sendiri untuk  mengembangkan infrastruktur dinegeri kita ini tanpa ada embel-embel keuntungan pribadi dari para aparaturnya. Padahal rasa malu sesungguhnya cukup menjadi daya lecut Negara ini agar bisa tumbuh cepat tanpa banyak kepentingan. Jika dilihat negara seperti Malaysia, Singapura dan Thailand, Indonesia ketinggalan. Apalagi dibandingkan Korea Selatan atau Jepang yang kecepatan aksesnya sudah mencapai 14,1Mbps dan Jepang dengan 11,5Mbps.
Semoga kedepannya Indonesia lebih bisa berbicara banyak dalam percaturan teknologi dunia, menjadi pemimpin dalam hal ini dan bukan hanya sebagai follower saja seperti sekarang (pengguna jejaring social).
Sumber :

No comments:

Post a Comment